Berita

Pelatihan Pembuatan Konten Media Sosial di Desa Wirun, Sukoharjo

11-06-2024 09:33:56 WIB

Sosialisasi Pelatihan Pembuatan Konten Promosi di Media Sosial untuk UMKM (Usaha Kecil, Mikro dan Menengah) oleh Pusat Kajian Budaya, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma dilaksanakan di Desa Wirun, Sukoharjo, Jawa Tengah pada hari Sabtu, 8 Juni 2024 yang lalu.

Pelatihan di Desa Wirun ini merupakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang melibatkan tiga tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Sejarah, Sastra Indonesia, Sastra Inggris dan Magister Sastra. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan pariwisata Desa Wirun.

“Banyak sektor pariwisata di Desa Wirun yang belum tergarap dengan baik,” Dr F. Tjandrasih Adji, salah satu narasumber, mengemukakan. “Misalnya, tidak banyak orang tahu bahwa gamelan, sarung tenun dan wayang kertas diproduksi di sini.”

Desa Wirun dipilih sebagai tempat pelaksananaan PKM karena ada banyak potensi pariwisata yang bisa dikembangkan. 

“Desa Wirun belum banyak dikenal masyarakat lokal maupun luar,” Candra Halim S.S., M.A. menjelaskan. “Kebudayaan yang dikembangkan bisa menjadi magnet bagi Desa Wirun untuk naik kelas sosial menjadi desa wisata.”

Pelatihan pembuatan konten digital ini diperlukan untuk menghubungkan produsen, konsumen dan pasar yang terpisah secara geografis. 

“Sangat perlu untuk menciptakan toko digital karena tuntuan cara belanja online sekarang ini,” Epata Puji Astuti, S.S., M.A. menambahkan. “Dagangan yang diproduk di desa ini bisa ditawarkan melalui media sosial sehingga bisa dijangkau pembeli dari berbagai tempat.”

Dalam pelaksanaannya, PKM ini melibatkan UMKM dan POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) di Desa Wirun.



“Ada bermacam UMKM yang terlibat,” Almira Romala Sabina Gashani, S.S., M.A. menjelaskan. “Contohnya, produsen bakso goreng, kripik, sarung tenun, gamelan dan wayang kertas.”

Pelatihan Pembuatan Konten Promosi di media sosial ini juga melibatkan relawan mahasiswa di Fakultas Sastra sebagai pengembangan 3C (Competence, Conscience dan Compassion). 

“Fokus pelatihan ini adalah penggunaan media sosial sehingga perlu melibatkan mahasiswa yang lebih tanggap mengenai penggunaan media sosial,” Anindita Dewangga Puri, S.S., M.A. mengatakan. “Mahasiswa bisa menerapkan pengetahuan mereka (competence), sadar akan perlunya membantu masyarakat di sekitar mereka (conscience), dan terjun langsung membantu masyarakat (compassion).

Mahasiswa membenarkan bahwa mereka bisa membagikan pengetahuan mereka untuk mengembangkan UMKM di Desa Wirun. 

“Saya menyalurkan pengetahuan saya tentang penggunaan e-commerce, seperti Instagram, Shopee, TikTok, dan Tokopedia, kepada ibu-ibu pelaku UMKM,” Assyfa Audrey Santana, salah satu relawan mahasiswa, membenarkan. “Saya juga akan berbagi tentang cara lapak digital tersebut memiliki banyak pengunjung yang berdampak pada penjualan.”

Mahasiswa merasa bersemangat karena dilibatkan dalam program ini karena bisa membuka peluang untuk mempelajari hal-hal baru. 

“Saya sangat senang mendapat kesempatan untuk belajar dengan membangun relasi baru,” Carolyna Trista, relawan dari Program Studi Sejarah, menyampaikan perasaannya. “Selain itu, sebagai mahasiswa Prodi Sejarah, saya bisa membagikan perspektif sejarah dan budaya agar budaya masyarakat di Desa Wirun bisa bertahan.”



Program PKM ini diharapkan berdampak pada pemberdayaan masyarakat, khususnya pelaku UMKM dengan peningkatan skill dan kreativitas SDM. Pada akhirnya, program ini membantu masyarakat mengembangkan pariwisatanya. (DW)

Kembali