Berita

Menembus Terpencilnya Mahakam Ulu: Perjuangan 10 mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma Mengajar di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar)

03/03/2025 WIB

     MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) adalah sebuah kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Indonesia yang bertujuan memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studi atau bahkan di luar kampus. Asistensi Mengajar dalam MBKM adalah salah satu bentuk program di mana mahasiswa diberi kesempatan untuk menjadi asisten guru di tingkat pendidikan dasar, menengah, atau atas.

     Perjalanan menuju Mahakam Ulu, sebuah kabupaten di Kalimantan Timur yang terkenal dengan keterpencilannya, bukanlah perjalanan biasa. Kesepuluh mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma yang terbagi menjadi dua kelompok yang ditempatkan di dua sekolah berbeda, diantaranya kelompok Della, Katarina, Andika, Angela, dan Bona di SDN 005 Batu Majang yang didampingi oleh Dr. Rusmawan sebagai dosen pembimbing serta kelompok Jati, Alfonsa, Sisilia, David, dan Helino di SDN 006 Matalibaq yang didampingi oleh Romo FX Murti Hadi Wijayanto, MFA.



     Bagi mereka, perjalanan ini adalah tantangan yang memacu semangat juang, sekaligus menghadirkan pengalaman berharga. Untuk mencapai daerah terpencil ini, pengalaman kesepuluh mahasiswa ini dimulai dengan harus melewati rute yang penuh dengan rintangan. Cuaca dengan panas yang ekstrim membuat mereka perlu beradaptasi. Ketersediaan alat tulis dan kebutuhan belajar yang kurang memadai membuat mereka harus mencari hingga ke seberang desa. Sinyal yang tidak menentu juga membuat mereka kesulitan namun tetap harus gigih. Di tengah rintangan yang ada, mereka tetap berkomitmen untuk mencapai tujuan, yaitu mengajar dan memberikan kontribusi nyata dalam mencerdaskan anak-anak di daerah 3T terkhusus dalam pendidikan karakter.

     Keberanian mahasiswa PGSD untuk menembus keterpencilan Mahakam Ulu menjadi bukti nyata bahwa pendidikan adalah jembatan yang dapat menghubungkan wilayah-wilayah terpencil dengan dunia yang lebih luas. Mahasiswa PGSD ini tidak hanya mengajar, tetapi juga berinteraksi langsung dengan budaya dan kehidupan masyarakat yang jauh berbeda dengan kehidupan mereka sehari-hari di kota besar. Kegiatan bimbel selalu diberikan setiap hari Kamis. Ketika disana terdapat salah satu kelompok dapat berkesempatan untuk melihat upacara adat Hudoq di desa seberang sehingga semakin menambah pengalaman dalam budaya.



     Kesepuluh mahasiswa PGSD yang terbagi menjadi dua kelompok tersebut membawa program Literasi Numerasi guna mengembangkan kemampuan anak-anak di daerah Mahakam Ulu. Kegiatan pemberian soal latihan berbentuk bacaan dan soal cerita matematika diberikan kepada anak-anak di SDN 005 Batu Majang dan SDN 006 Matalibaq. Tak hanya itu, mahasiswa PGSD juga sangat antusias dalam membahas dan menjelaskan soal-soal yang telah dikerjakan sehingga membantu anak-anak dalam memahami soal yang diberikan. Melalui kegiatan literasi numerasi tersebut tentu akan memudahkan anak dalam memecahkan persoalan yang dihadapi dengan kemampuan membaca, berhitung, dan berpikir kritis.

     Pengalaman-pengalaman ini mengubah pandangan mahasiswa PGSD tentang pendidikan dan kehidupan. Mereka menyadari bahwa tantangan yang mereka hadapi di Mahakam Ulu adalah bagian dari proses untuk menciptakan perubahan yang lebih besar. Meskipun mereka tidak memiliki segala kemewahan fasilitas yang tersedia di kota, mereka belajar bahwa pendidikan yang sesungguhnya adalah tentang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada siswa, serta beradaptasi dengan segala keterbatasan yang ada untuk memastikan mereka bisa mendapatkan ilmu dan kesempatan yang setara.

 kembali