Berita

Kehadiran Mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma di Kabupaten Mentawai: Sebagai Kontribusi Nyata Peningkatan Kualitas di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar)

03/03/2025 WIB

     MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) adalah sebuah kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Indonesia yang bertujuan memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada mahasiswa untuk belajar di luar program studi atau bahkan di luar kampus. Asistensi Mengajar dalam MBKM adalah salah satu bentuk program di mana mahasiswa diberi kesempatan untuk menjadi asisten guru di tingkat pendidikan dasar, menengah, atau atas. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma berkontribusi dalam program tersebut dengan memainkan peran yang sangat penting dalam mengatasi kesenjangan pendidikan di wilayah 3T. Program unggulan dalam meningkatkan pendidikan karakter menjadi hal yang utama yang ditekuni mahasiswa PGSD di daerah-daerah dengan tantangan besar, terutama keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan dan akses yang sulit.

     
     Di tengah kondisi yang serba terbatas ini, kehadiran mahasiswa PGSD yang terbagi menjadi dua kelompok dengan sekolah yang berbeda, diantaranya kelompok Frans, Ucik, Dita, Aldo, dan Beatris yang bertempatkan di SD Santo Yosef Sioban serta kelompok Aditya, Paulina, Marcella, Intan, dan Veren yang bertempatkan di SD Santo Vincentius Sikakap. Di sekolah-sekolah tersebut memberikan kontribusi yang nyata sebagai pengajar yang membantu menumbuhkan karakter serta mendukung kelancaran proses belajar mengajar di kelas. Kehadiran mahasiswa PGSD tersebut didampingi oleh dosen pembimbing, yaitu Ibu Kintan Limiansih, M.Pd. dan Bapak Andreas Erwin Prasetya, M.Pd.



     Berdasarkan pengalaman yang mereka dapatkan bahwa dalam proses pembelajaran di daerah Kabupaten Mentawai masih berbasis konvensional dan masih mendidik dengan keterlibatan fisik. Keseluruhan aktivitas yang mereka jalani selama MBKM ini diantaranya, mengajar dari hari Senin hingga Sabtu, mengadakan bimbingan belajar Bahasa Inggris, melakukan ekstrakurikuler pramuka hari Senin, serta mengadakan kegiatan menarik seperti outbond. Adapun kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa PGSD yang bertempat di SD Vincentius Sikakap, yaitu sharing kepada orang tua mengenai edukasi pola asuh dan bahaya gadget pada orang tua. Dengan bantuan dan seluruh aktivitas yang terlaksana, anak-anak di SD Santo Yosef Sioban dan SD Santo Vincentius Sikakap memiliki kesempatan lebih besar untuk meraih pendidikan karakter yang lebih baik.



     Adapun program Literasi Numerasi yang dibawa oleh mahasiswa PGSD untuk dikembangkan di Kabupaten Mentawai khususnya di sekolah yang sudah ditentukan. Mahasiswa berusaha mengembangkan kemampuan literasi numerasi anak dengan memberikan latihan soal dalam bentuk bacaan singkat dan perhitungan. Tentunya, latihan tersebut akan membiasakan siswa dengan mudah dalam memecahkan suatu permasalahan di kehidupan sehari-hari. Para mahasiswa saling bekerjasama dalam menerapkan program tersebut setiap harinya.

     Perjuangan mahasiswa yang terbagi menjadi dua kelompok di Kabupaten Mentawai tersebut tentunya sangat berkesan, seperti harus beradaptasi dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrim, kesulitan dalam mencari bahan pangan, kesulitan dalam mencari bahan-bahan pembelajaran, sinyal internet yang sering kunjung menghilang, serta seringnya terjadi listrik padam. Namun, berkat kegigihan seluruh mahasiswa PGSD ini menjadikan tantangan tersebut dapat dihadapi dengan adanya kerjasama, kekompakan, dan niat yang besar untuk memberikan perubahan yang lebih baik di sekolah-sekolah yang terletak di Kabupaten Mentawai, khususnya SD Santo Yosef Sioban dan SD Santo Vincentius Sikakap.

 kembali