Berita
Simposium Seni Cetak Grafis: Mengulas Watak dalam Seni Cetak Grafis
15-01-2025 11:28:45 WIB
USD – Jumat-Minggu, 13-15 Desember 2024, Program Doktoral Kajian Seni dan Masyarakat Universitas Sanata Dharma (USD) bekerja sama dengan Krack! Printmaking Collective menyelenggarakan Simposium Seni Cetak Grafis yang mengangkat tema “Watak dalam Seni Cetak Grafis” di Ruang Palma, Gedung Pascasarjana Kampus II Mrican. Simposium ini merupakan salah satu bagian dari Festival Seni Cetak Grafis Trilogia: Seni Cetak yang Bergerak, serta menjadi ruang temu untuk mengkaji dan mendengarkan hasil-hasil kerja penelitian maupun praktik seni cetak grafis di Indonesia. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mendalami serta mengulas sejarah dan riwayat perkembangan seni cetak grafis sejak masa kolonial hingga masa kini sebagai medium seni dan bagian dari keseharian masyarakat.
Kegiatan simposium dibuka pada hari Jumat, 13 Desember 2024 dengan Seminar Umum bertemakan “Watak Seni Cetak Grafis di Indonesia” di Ruang Koendjono, Lantai IV Gedung Rektorat USD yang diisi oleh tiga pembicara yakni Alexander Supartono, Citra Smara Dewi, dan St. Sunardi sebelum dilanjutkan dengan diskusi panel di Ruang Palma, Gedung Pascasarjana USD mulai pukul 13.00 - 17.30 WIB.
Dalam sambutannya, Britto Wirajati selaku perwakilan direktur Festival Seni Cetak Grafis Trilogia menjelaskan tentang latar belakang serta tujuan pelaksanaan simposium ini, khususnya topik materi yang dipaparkan oleh para pembicara.
“Simposium ini lahir dari inisiatif kami untuk menindaklanjuti riset pengumpulan karya seni cetak grafis yang dilakukan sepanjang tahun 2022 sampai 2023. Simposium ini juga menjadi rangkaian dari festival yang sedang kami jalankan juga, yaitu Festival Seni Cetak Grafis Trilogia. Simposium ini merupakan salah satu mata acara selain daripada acara pameran dan beberapa program kolaborasi. Saya kira dapat dipahami dari tema-tema yang kami rangkai bahwa simposium ini akan berbicara tentang watak seni cetak grafis di Indonesia. Tujuannya mengumpulkan temuan-temuan dari luar tentang seni cetak grafis di Indonesia,” tuturnya.
Ketua Prodi Program S3 Doktor Kajian Seni Masyarakat, Dr. Gregorius Budi Subanar, S.J., menambahkan bahwa kegiatan simposium ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan Program Doktor Kajian Budaya khususnya pada konsentrasi hubungan seni dan masyarakat.
“Tentu pada satu sisi menjadi sebuah relasi biasa, tetapi di sisi lain saya juga ingin memperkenalkan program Doktor Kajian Budaya dengan spesifikasi seni dan masyarakat dan ini menjadi sesuatu yang memperkaya kami karena konsentrasi Seni dan Masyarakat itu paling tidak ada seni dan pendidikan, seni dan teknologi, seni dan ekonomi, tetapi juga seni dan pembentukan pengetahuan,” ungkapnya.
Selain itu, Romo Banar juga menempatkan simposium ini sebagai salah satu bentuk globalisasi dan mempromosikan pengembangan pengetahuan global dalam keseharian kajian budaya.
Dalam simposium yang digelar selama 3 hari ini, terdapat satu seminar umum pada hari pertama dan dua sesi diskusi panel seetiap harinya. Dalam seminar umum yang mengambil topik "Watak Seni Cetak Grafis Indonesia", Alexander Supartono, Citra Smara Dewi dan St. Sunardi hadir sebagai pembicara.
Pada sesi diskusi panel pertama yang mengangkat topik “Citra dan Imajinasi Identitas”, disajikan oleh para panelis antara lain Malcolm Le Smith, Gladhys Elliona Syahutari, dan Aji Cahyo Baskoro. Sementara pada panel kedua yang mengangkat topik “Yang Terlewat, Tak Jarang Dapat Tempat” menghadirkan Yunisti Pratiwi, dan Amy Zahrawan sebagai panelis.
Pada hari kedua simposium, 14 Desember 2024, panelis Umi Lestari dan Maria Angelita Dian Putri, dan Adi Sundoro, membuka diskusi panel ketiga dengan topik "Politik Estetika dalam Cetak Grafis". Sementara pada panel keempat, Nabila B. Nayyirah, Muhammad Ihsanul Wafinatra, dan Alfian Widi Santoso, mendiskusikan topik "Mencetak adalah Melawan".
Hari ketiga sekaligus hari terakhir Simposium Seni Cetak Grafis menyajikan beragam penelitian menarik dari seniman berbakat yang bertajuk "Mengganggu, menubuh dan Menyetara". Pada diskusi panel kelima para panelis terdiri dari Yuthika Jusfayana, Walid Syarthowi Basmalah dan Tim Peneliti yang terdiri dari Abdenego Andhana Prakosajaya, Isradina Paricha, serta Laurencia Dhamma Viriya.
Sementara pada diskusi panel terakhir, yang mengambil Topik "Merentang Keundagian, Nisrina Nur Kamila, Syahrizal Pahlevi dan Deni Rahman hadir senagai panelis. Diskusi panel terakhir ini ditutup dengan penelitian Seni Cetak Grafis pada Era Transhumanisme yang memunculkan pembahasan di era saat ini mengenai Artificial Intelligence (AI) yang menjadi pembahasan besar di masa sekarang.
(PDN/ES/ID-Humas)
kembali