Senin 4 November 2024, Program Doktor Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma bersama dengan Jogja Fotografis Festival (JOFFIS) Melaksanakan presentasi hasil riset pameran yang bertajuk “Dari Diplomasi ke Diplomasi: Kiprah Mgr. Albertus Soegijapranata SJ dalam Perjuangan Kemerdekaan.” Acara ini dilaksanakan pada pukul 13:00-15:30 WIB di Ruang Kadarman, Lt. 4 Gedung Pusat, Kampus II Universitas Sanata Dharma.
Pameran ini mengangkat sosok Monsinyur Albertus Soegijapranata, sebagai pemuka agama Katolik yang memiliki peran signifikan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Acara ini tidak hanya menyoroti kiprahnya sebagai tokoh religius, namun juga sebagai diplomat yang memiliki pengaruh dalam mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia di tengah perjuangan kemerdekaan.
Presentasi ini dimoderatori oleh Arham Rahman, serta diisi oleh tiga pembicara, yaitu Enrico Halim, Benediktus Fatubun, dan Nisa Ramadani. Tiap pembicara memberikan wawasan mendalam tentang peran Soegijapranata dalam konteks sejarah perjuangan bangsa. Mereka juga mengupas bagaimana sosok Soegijapranata sebagai seorang imam Katolik dan tokoh nasional turut memadukan semangat kebangsaan dengan nilai-nilai keagamaan, khususnya dalam memperjuangkan persatuan dan keadilan sosial di Indonesia.
Salah satu temuan unik dalam proses riset untuk pameran ini adalah arsip menu diet harian Mgr. Soegijapranata. Arsip ini terdiri dari lima lembar catatan yang menjabarkan pola makan yang diterapkan secara disiplin oleh sang Monsinyur. Menu yang ditampilkan bukanlah bagian dari praktik asketis atau laku prihatin, melainkan pola makan sehat yang mungkin dipersiapkan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan Soegijapranata dalam menjalankan aktivitasnya. Temuan ini memberikan gambaran menarik tentang perhatian Soegijapranata terhadap kesehatan fisik sebagai bagian dari keseimbangan hidupnya.
Selain diskusi, pameran ini juga menampilkan arsip-arsip fotografis yang mendokumentasikan jejak Soegijapranata, baik sebagai seorang pemimpin agama maupun sebagai diplomat. Arsip-arsip ini disusun dan dipresentasikan dengan beragam strategi artistik untuk menyoroti perjalanan spiritual dan perjuangan Soegijapranata yang turut membentuk sejarah Indonesia. Arham Rahman, selaku kurator dalam pameran ini juga memiliki tujuan dalam memberikan perspektif baru bagi pengunjung mengenai peran Soegijapranata sebagai figur religius yang juga memiliki komitmen kuat terhadap nasionalisme.
Dalam kutipannya yang terkenal, Soegijapranata pernah berkata, “Membaptis orang itu bukan urusanmu! Itu urusan Roh Kudus! Urusanmu ialah ikut membangun Indonesia yang baik di hadapan Tuhan dan manusia.” Pernyataan ini mencerminkan bagaimana ia melihat peran agama sebagai kekuatan moral untuk membangun bangsa yang lebih baik. Soegijapranata meyakini bahwa menjadi seorang Katolik tidak hanya berarti mendalami iman di dalam gereja, tetapi juga melibatkan diri dalam perjuangan sosial di masyarakat luas, terutama untuk mendukung kaum miskin dan tertindas.
Pameran ini menggambarkan tiga nilai penting yang dipegang oleh Soegijapranata dalam perjuangannya, yakni kebebasan, persatuan, dan cinta kasih. Dengan menghadirkan sosok Mgr. Albertus Soegijapranata sebagai inspirasi, Jogja Fotografi Festival mengajak masyarakat untuk melihat kembali nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pendahulu. Pameran ini tidak hanya menyajikan catatan sejarah, tetapi juga membawa semangat nasionalisme yang relevan bagi generasi masa kini, di mana agama, kebangsaan, dan kemanusiaan dipadukan dalam satu kesatuan.
AP/CIR/BR/OD