Berita

SETI CONFERENCE #6

14-08-2024 10:56:19 WIB

Jumat, 19 Juli 2024, di Ruang Kadarman Kampus II Universitas Sanata Dharma, diselenggarakan International SETI Conference #6 dalam rangka Indonesia UFO Festival 2024 yang diselenggarakan pada 2-30 Juli 2024 di Yogyakarta. Konferensi ini terselenggara dalam kerjasama antara Program Doktor Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma dengan Indonesia Space Science Society dan Institut Français Indonesia (IFI) Yogyakarta. Konferensi ini mengambil tema “Search for Extraterrestrial Intelligence Evolution of the Unknown: (Under) Standing : (Micro) Cosmos + (Macro) Cosmos.

Konferensi ini menghadirkan beberapa pembicara dari berbagai negara, seperti Felipe Cervera, Rene T.A. Lysloff, Barry Whittaker, Gunalan Nadarajan (USA); Wataru Okamoto (Jepang); Rochus Aust dan Verena Barie (Jerman), Adrina Knouf (Belanda), Venza Christie, Gregorius Budi Subanar, St. Sunardi, Rendra Agusta, Erianto Rachman, Gunawan Admiranto, Anastasia Rita Widiarti, Ivan Permana Putra (Indonesia).

 

Venzha Christ, salah satu pengurus Indonesia Space Science Society, menuturkan bahwa festival ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2007. Tahun ini menjadi tahun ketiga diadakannya festival ini dan akan terus dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya. “Festival yang ketiga ini diadakan secara sebulan penuh dengan berbagai kegiatan, seperti Space Sound, SETI Conference, Alien Food, Kampung UFO, Cosmos Exhibition, Wayang Alien, Space Food, UFO Camp, dsb. Festival ini bisa dikatakan sangat berhasil dan impact-nya sangat memuaskan mereka yang berkarya di bidang astronomi. Acara sangat lancar, tidak ada kesulitan apapun karena mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak, khususnya dari Prodi Doktor Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma dan Romo Subanar” ungkapnya. 

Dosen Prodi Doktor Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma yang sekaligus menjadi moderator dalam konferensi ini, Romo G. Budi Subanar, SJ, menyampaikan urgensi, maksud, dan tujuan diadakan konferensi ini yang bertemakan seputar pergerakan langit matahari, bulan, dan bintang yang tidak hanya berfungsi sebagai astronomi kompas tetapi juga sebagai pemicu rasa ingin tahu dan motivasi tanpa henti untuk bereksplorasi sehingga memberikan pengetahuan akan keajaiban surgawi yang juga menginspirasi seni, pengetahuan, dan inovasi.

“Dalam konferensi kali ini, pembahasannya berkutat mengenai space science yang berangkat dari seni karena ini dalam konteks Indonesia. Area dalam pembicaraan ini adalah seni, sains, dan teknologi sebagai latar belakang interdisipliner yang memang keilmuannya menarik dan menjadi penggerak suatu pembaharuan pengetahuan luar angkasa di Indonesia ini, walau terbilang baru dan berat. Kita dapat belajar dari pembicara yang hadir disini bahwa mereka adalah ilmuwan yang sangat konsisten dengan pengalamannya dalam eksplorasi luar angkasa, bahkan ada yang menjadi pelaku penelitian di laboratorium eksperimen hidup di Mars di Jepang, sehingga dalam konferensi ini hadir salah satu dari mereka untuk berbagi ilmu disini. Indonesia sangat ketinggalan dalam bidang space science sehingga ditawarkan untuk mengeksplorasi ini dari pintu seni dimana salah satu yang dipopulerkan adalah makanan. Hal ini tentu bisa mengajak bahwa sesuatu yang sangat global didaratkan pada bidang keilmuan dan seni yang mampu menerobos dan menjahit berbagai interdisipliner itu”. 

Terkait dengan hal tersebut, Anastasia Rita Widiarti, Dosen Prodi Informatika Universitas Sanata Dharma yang berkesempatan menjadi panelis dalam konferensi tersebut menyampaikan bahwa peristiwa hari ini adalah peristiwa yang penuh sukacita karena bisa ketemu dengan teman-teman dari disiplin ilmu yang lain yang jika ditelusuri ada kesamaannya. 

“Hal ini dapat mendatangkan berbagai expertise dalam berbagai bidang yang sepertinya tidak berelasi, namun ternyata sangat berhubungan dan ada koneksinya. Kegiatan ini sangat membangkitan semangat bagi para dosen, akademisi untuk terus belajar, memperkaya diri dengan pengetahuan, keberanian untuk berbagi walau peserta sedikit. Saya berharap kedepannya lebih ada sosialisasi lagi mengenai kegiatan semacam ini, apalagi ini membahas mengenai dunia luar angkasa, alien yang selama ini seringkali hanya dipahami sebagai mitos, ternyata itu semua sungguh-sungguh ada dan dapat dipelajari, dieksplorasi, dan dikembangkan lewat berbagai disiplin ilmu” harapnya. 


(YMA/Humas)

 kembali