Berita

Edukasi Pengelolaan Obat secara Mandiri di Paroki Warak Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY

29 April 2024

Berbagai jenis obat yang beredar di masyarakat perlu dilengkapi dengan informasi yang tepat dan akurat perihal penggunaan dan pengelolaannya. Namun terkadang informasi yang didapatkan melalui media cetak maupun elektronik sangat terbatas, sehingga dapat menimbulkan kesalahan dalam penggunaannya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan terkait pengelolaan obat secara mandiri oleh masyarakat umum, yang meliputi mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat secara tepat.


Apoteker memiliki peran penting dalam mengedukasi pasien terkait penggunaan obat dengan benar, sehingga pasien dapat merasakan manfaat yang optimal dari obat dikonsumsi. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan antara lain Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO). Melalui GKSO, apoteker berperan serta dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara tepat.

Dalam GKSO, apoteker memperkenalkan konsep "DAGUSIBU" sebagai panduan komunikatif bagi masyarakat dalam menggunakan obat. DAGUSIBU adalah singkatan dari DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang, yang mengajak masyarakat untuk memperoleh, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar. Dr. apt. Yunita Linawati, bersama tim memberikan edukasi kepada masyarakat umum, khususnya umat di Paroki Warak, Sumberadi, Mlati, Sleman. Program ini merupakan kerjasama dengan tim layanan kesehatan Paroki Warak dengan Fakultas Farmasi dan Psikologi, Universitas Sanata Dharma dibawah pendanaan Pengabdian kepada Masyarakat-Program Unggulan (PkM-PU), LPPM USD. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 28 April 2024 di Gedung Serba Guna, Paroki Santo Petrus, Warak.


Edukasi diawali dengan penjelasan mengenai penggolongan obat oleh Dr. apt Yunita Linawati. Dalam pemaparannya, beliau juga menjelaskan dimana mendapatkan obat yang benar serta bagaimana cara penggunaan, penyimpanan dan pembuangannya dengan benar. Dalam kesempatan ini, tim juga mendemokan bagaimana cara membuang sediaan obat berupa kapsul, tablet dan sirup dengan baik dan benar. Antusiasme masyarakat dalam kegiatan ini terlihat dari jumlah peserta yang mencapai 51 orang dan banyaknya pertanyaan yang menarik dan variatif yang diajukan oleh para peserta. Pertanyaan meliputi penggunaan obat pada balita, aturan minum obat untuk penyakit degeneratif, sampai dengan aturan penggunaan obat herbal dan obat kimia yang dikonsumsi secara bersamaan.  Melalui kegiatan ini, pemahaman masyarakat mengenai pengelolaan obat yang benar lebih meningkat, sehingga diharapkan pengelolaan obat secara mandiri dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh masyarakat.

Kembali