FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Pekan Essay Sejarah 2019

Kegiatan yang bernama “Pekan Essay Sejarah” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta diadakan dan dimulai pada bulan Juli hingga Oktober 2019. Pekan Essay Sejarah diikuti oleh para pelajar SMA/ se-derajat di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang bertemakan “Sejarah Lokal dalam Membangun Kebudayaan Daerah” ini memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan minat pelajar SMA/ se-derajat terhadap sejarah lokal daerahnya yang kemudian akan memicu timbulnya kecintaan terhadap penulisan sejarah. Tujuan yang juga tidak kalah penting tentunya yaitu memperkenalkan serta mempromosikan Program Studi Sejarah yang ada di Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Tentunya, banyak pertimbangan sebelumnya yang membuat acara Pekan Essay Sejarah dilaksanakan. Pada masa sekarang, minat siswa-siswi SMA/ se-derajat mengenai kesejarahan lokal masih sangat minim. Kecintaan terhadap sejarah yang ada di daerahnya kurang digali oleh para siswa/siswi serta guru di sekolah mereka, sehingga diperlukan adanya sebuah kegiatan untuk memicu tumbuhnya kecintaan dan kepekaan terhadap sejarah lokal yang ada.

Kegiatan ini dimulai pada tanggal 22 Juli dengan menyebarkan undangan serta poster ke sekolah-sekolah yang telah dipilih dan penyebaran berakhir pada tanggal 2 Agustus 2019. Di tanggal yang sama juga dimulai pendaftaran peserta Pekan Essay Sejarah tahun 2019 yang pada awalnya hanya dibatasi sampai 29 Agustus, akhirnya diperpanjang sampai 15 September 2019. Terdapat berbagai alasan yang kemudian membuat keputusan untuk memperpanjang batas waktu pendaftaranm diantaranya peserta yang kurang mencapai target yang diinginkan oleh panitia. Hal ini memang menjadi kendala yang umum dihadapi oleh kegiatan yang memang baru diadakan dan dijadikan sebagai acara tahunan dalam suatu program studi yang tidak lain untuk sarana mencapai tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas.

Didapati bahwa peserta Pekan Essay Sejarah 2019 diikuti oleh 25 peserta dengan 26 naskah yang telah terkumpul. Menurut panitia, ini merupakan sebuah kemajuan di luar ekspektasi yang ada. Memang jika dibandingkan dengan acara-acara yang setara dengan ini, masih perlu ditambahkan lagi jumlah pesertanya. Namun, inilah yang menjadi tahapan awal yang akan dikembangkan lagi pada tahun berikutnya. Kemudian, diadakan kegiatan penjurian untuk menyeleksi dan mempertimbangkan essay mana yang sekiranya baik dan cocok dimasukkan dalam kategori sepuluh besar essay terbaik tahun ini. Kegiatan penjurian dimulai pada tanggal 16 September dan berakhir pada 30 September 2019. Untuk jurinya direkrut dari dosen Program Studi Sejarah, diantaranya:

  1. Heri Priyatmoko, S.S., M.A.                         (dosen serta kolumnis)
  2. Rm. Heri Setyawan, S.J., S.S., M.A.               (dosen)
  3. Rm. Dr. F. X. Baskara T. Wardaya, S.J., M.A. (dosen)

Namun, pada hari-H (puncak acara) yang hadir hanya dua juri saja, yaitu Bapak Heri Priyatmoko serta Rm. Heri Setyawan, sedangkan Rm. Baskara terpaksa absen karena terdapat acara yang tidak dapat ditinggalkan.

Setelah ditentukan sepuluh besar essay, kemudian tepat setelah satu hari batas penjurian berakhir, para peserta yang lolos dan masuk dalam sepuluh besar diumumkan dan dipos di laman Program Studi Sejarah pada tanggal 1 Oktober 2019. Peserta yang telah terpilih kemudian dihubungi panitia untuk mempersiapkan segala hal yang perlu dipersiapkan pada acara puncak Pekan Essay Sejarah 2019, termasuk mempersiapkan presentasi hasil penelitian mereka masing-masing.

Persiapan berlangsung selama hampir dua minggu setelah pengumuman hasil seleksi. Akhirnya tiba pada hari yang ditunggu-tunggu, tepat tanggal 12 Oktober 2019, para peserta yang telah terpilih akan diadakan penjurian untuk terakhir kalinya dan yang akan menentukan siapa yang akan menjadi penulis essay terbaik tahun ini. Para peserta sangat antusias dalam acara ini. Terdapat banyak pelajar SMA/ se-derajat yang mempresentasikan hasil penelitiannya dengan menarik, bahkan membuat dan membawa berbagai alat peraga, seperti baju batik, peta konsep, atau juga buku berisi dokumentasi mengenai aspek yang diteliti di daerahnya. Acaranya berlangsung cukup meriah dengan adanya hiburan berupa musik oleh Siesen (Seksi Kesenian) dari teman sesama mahasiswa Sanata Dharma.

Untuk acara puncak berlangsung sekitar lima jam dari pukul 8.00 hingga pukul 13.00 WIB. Menurut Bapak Heri Priyatmoko, pada saat penentuan pemenang, terjadi perdebatan karena ada berbagai pertimbangan terhadap berbagai essay serta presentasi yang ada. Namun, Bapak Heri Priyatmoko serta Rm. Heri Setyawan, S. J. tetap harus menentukan pemenangnya. Tibalah saat pengumuman pemenang. Diambil lima besar kategori essay yang paling mumpuni dan baik, diantaranya:

  1. Mei Kusdiyanti                            (MAN 1 Bantul)
  2. Novia Ayu Latiefa                        (SMA Negeri 2 Wates Kulonprogo)
  3. Sandena Rose                            (MAN 1 Bantul)
  4. Amelia Puspa Widyaningrum        (SMA Stella Duce 1 Yogyakarta)
  5. Sekarini Wukirasih                      (SMA Negeri 3 Yogyakarta)

Untuk juara 1,2 , dan 3 diberikan sertifikat penghargaan, piala, serta uang pembinaan. Sementara, untuk peserta sisanya yang lolos dalam sepuluh besar diberikan sertifikat penghargaan pada saat akhir acara. Untuk para pemenang 1, 2, dan 3 diberikan penghargaan secara simbolik oleh Ketua Panitia PES 2019 (Pekan Essay Sejarah), Suryo Kumoro, Ketua HMPS Sejarah, David Julianto, serta Ketua Program Studi Sejarah, Bapak Drs. Silverio R. L. A. S., M. Hum.

Untuk kedepannya, panitia PES 2019 kali ini berharap agar acara ini masih bisa dilanjutkan dan juga dikembangkan, tidak hanya acara lomba essay saja, kemungkinan akan ditambahkan beberapa lomba lain yang akan dirangkum dalam suatu acara yang tentunya bertemakan sejarah dikedepannya. Peserta juga diharapkan semakin antusias dan semakin banyak yang berminat mengikuti  acara ini. Juga menjadi harapan tentunya Program Studi Sejarah, Universitas Sanata Dharma dapat dikenal dan menarik minat pelajar SMA/ se-derajat untuk berkuliah di prodi ini. Yang terakhir dan yang tidak kalah penting yaitu kegiatan semacam ini dapat selalu memicu munculnya minat dan kecintaan terhadap bidang sejarah di dalam kehidupan anak muda sekarang. Semoga segala tujuan dan harapan ini dapat terwujud pada acara mendatang. Sekian.

Kembali