Sarasehan Dies Natalis USD ke-69: Membangun Kesadaran Ekologis Kaum Muda Katolik di Yogyakarta
Universitas Sanata Dharma (USD) memperingati Dies Natalis ke-69 dengan menggelar sarasehan bertema "Membangun dan Merawat Relasi Sehat dengan Sesama dan Ciptaan" pada Sabtu, 16 November 2024. Kegiatan ini diadakan oleh LPPM USD bekerja sama dengan Pusat Pastoral Mahasiswa Yogyakarta, bertempat di Aula Pusat Pastoral Mahasiswa. Sarasehan dihadiri oleh 53 peserta dari tujuh paroki di wilayah Kevikepan Yogyakarta, termasuk Paroki Kalasan, Pangkalan, Kotabaru, dan Pringwulung. Kegiatan ini bertujuan mendorong kaum muda Katolik untuk lebih peduli dan terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan.
Tema sarasehan ini selaras dengan tema Dies Natalis USD 2024, yaitu "Usaha Bersama Merawat Semesta". Wakil Rektor IV USD, Caecilia Tutyandari, Ph.D., menyampaikan dalam sambutannya, "Usaha bersama ini diartikan sebagai upaya menjangkau sebanyak mungkin orang agar sadar dan peduli terhadap pelestarian lingkungan." Beliau menambahkan bahwa sarasehan ini menjadi langkah konkret dalam meningkatkan pengetahuan dan kepedulian generasi muda Katolik terhadap isu lingkungan, khususnya melalui panduan ensiklik Laudato Si’.

Hendra Michael Aquan, MEnvMgmt, dosen Prodi Pendidikan Biologi USD, hadir sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Hendra mengungkapkan pentingnya peran Laudato Si’ sebagai seruan moral dan spiritual untuk melindungi "rumah bersama". Ia menekankan bahwa kaum muda Katolik tidak hanya cukup mengetahui isu lingkungan, tetapi harus mampu mewujudkan aksi nyata. "Gaya hidup ramah lingkungan adalah langkah konkret yang bisa dilakukan dengan panduan kuat dari Laudato Si’," jelasnya.
Selama sarasehan, peserta diajak berdiskusi dalam dinamika kelompok untuk mengidentifikasi permasalahan lingkungan di wilayah masing-masing. Isu sampah menjadi perhatian utama para peserta. Perwakilan dari Paroki Kotabaru, misalnya, merancang sosialisasi tentang pemilahan sampah, sementara OMK Paroki Pringwulung berencana mengadakan aksi bersih sungai. Hasil diskusi menghasilkan rencana aksi sederhana yang dapat segera dilaksanakan di level paroki.

Narasumber menutup kegiatan dengan mendorong peserta untuk memastikan pelaksanaan rencana aksi melalui pemantauan rutin. "Pemantauan ini tidak hanya memastikan keberhasilan program, tetapi juga menjadi motivasi bagi kelompok peduli lingkungan untuk terus berkontribusi secara berkelanjutan," ujar Hendra. Sarasehan ini menjadi langkah awal strategis dalam membangun kesadaran ekologis di kalangan kaum muda Katolik Yogyakarta, sekaligus memperkuat komitmen untuk merawat lingkungan. (Hendra Aquan)
kembali