Berita

Nila Tanzil Berbagi Inspirasi Melalui Kuliah Umum di Prodi Sastra Indonesia USD

21-03-2019 01:16:21 WIB 

Nila Tanzil, pendiri Taman Bacaan Pelangi, sebuah yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan di 17 pulau di Indonesia Timur, berkesempatan menjadi pembicara pada kuliah umum bertajuk “Seni Berbagi Kebaikan: Mengemas Cerita sebagai Bagian dari Gerakan Kampanye Sosial” bagi mahasiswa/mahasiswi Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma pada 1 Maret 2019. Sepanjang membina taman bacaan yang didirikannya, Nila dianugerahi beberapa penghargaan, seperti “Kartini Next Generation Award 2013”, “10 Ernst & Young (ET) Entrepreneur of The Year 2016”, dan “Globe Asia’s 99 Most Influential Women 2019”.

One act of giving inspires a million acts of giving ....

Nila Tanzil, pendiri Taman Bacaan Pelangi, sebuah yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan di 17 pulau di Indonesia Timur, berkesempatan menjadi pembicara pada kuliah umum bertajuk “Seni Berbagi Kebaikan: Mengemas Cerita sebagai Bagian dari Gerakan Kampanye Sosial” bagi mahasiswa/mahasiswi Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma pada 1 Maret 2019. Sepanjang membina taman bacaan yang didirikannya, Nila dianugerahi beberapa penghargaan, seperti “Kartini Next Generation Award 2013”, “10 Ernst & Young (ET) Entrepreneur of The Year 2016”, dan “Globe Asia’s 99 Most Influential Women 2019”.

 Kuliah Umum Nila Tanzil di Prodi Sastra Indonesia USD

            Nila menceritakan bahwa pendirian taman bacaannya dilatarbelakangi oleh kepeduliannya terhadap tingkat literasi yang rendah di berbagai wilayah di Indonesia Timur. Fakta ini didapatkannya melalui penelusuran informasi dan pengalaman terjun langsung ke lapangan. Menurut Nila, meskipun anak-anak di kampung terpencil di Indonesia Timur bahagia dengan keadaan di sekitar, dapat bermain di halaman yang luas, dan berenang di pantai yang jernih, tetapi ada satu kesenangan yang belum pernah mereka rasakan, yakni the joy of reading—the pleasure of reading books. Maka dari itu, pada 5 Desember 2009, Nila berhasil merealisasikan keinginannya dengan mendirikan Taman Bacaan Pelangi pertama di Kampung Roe, Nusa Tenggara Timur.

            Selain menceritakan taman bacaan yang didirikannya, Nila juga mengajak para peserta kuliah umum untuk bisa bercerita melalui medium apa pun. Terlebih, sebagai mahasiswa Sastra, para peserta tentu dapat mengasah keterampilan menulisnya dengan baik selama berproses di bangku perkuliahan. Untuk itu, dalam presentasinya, Nila menjelaskan mengenai proses kreatif dalam kepenulisannya selama ini. “Dengan bercerita sekaligus menulis pengalaman-pengalaman seru yang kita dapatkan, terlebih pengalaman berbagi yang membuat kita senang, sedikit-banyaknya akan memengaruhi orang lain juga untuk turut bercerita dan berbagi”, tutur Nila.

Kuliah Umum Nila Tanzil di Prodi Sastra Indonesia USD

            Para peserta sangat antusias dengan presentasi yang disampaikan oleh Nila. Meski kondisi hujan dan gemuruh yang terjadi di luar ruangan, kuliah umum berjalan dengan kondusif. Terlebih pada sesi tanya-jawab, peserta satu dan peserta lainnya bergantian mengacungkan tangan untuk bertanya. Mereka benar-benar takjub sekaligus penasaran dengan beberapa pengalaman Nila, di antaranya pengaruh traveling dengan kebiasaan berbagi, alasan serta proses mendirikan Taman Bacaan Pelangi yang lebih personal. Selain itu juga mengenai mekanisme membina ratusan taman bacaan, cara menulis yang dapat menularkan energi positif, serta keinginan para peserta untuk dapat berpartisipasi dalam pengembangan Taman Bacaan Pelangi. Beberapa peserta yang berasal dari Indonesia Timur pun terinspirasi oleh cerita-cerita Nila dan berkeinginan untuk ikut andil dalam meningkatkan literasi anak di berbagai wilayah di Indonesia Timur.

            Sekaligus menjawab beberapa pertanyaan di atas, Nila menyalurkan kegelisahan dan pengalaman hidupnya ke dalam The Art of Giving Back, sebuah seni untuk merayakan rasa syukur dengan memberi. Dalam buku ini, Nila bercerita dengan sangat lepas, hangat, dan berusaha meyakinkan lebih banyak orang bahwa kebiasaan memberi bisa diubah menjadi sebuah gaya hidup. Nila mengajak para pembaca untuk percaya bahwa Seni Berbagi Kebaikan itu menular dan membuat candu.

 

 

Sumber berita: bentangpustaka.com


 

 kembali