Berita

Dari Kunjungan Guru-guru SMPK Penabur Jakarta: DISKUSI KURIKULUM 2013: TEKS DAN KONTEKS

08-10-2013 21:59:25 WIB 

“Di lingkungan Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur Jakarta, ada dua sekolah yang menjadi sekolah sasaran wajib melaksanakan Kurikulum 2013. Akan tetapi, selama ini kami semua hanya meraba-raba apa sesungguhnya yang diinginkan oleh Kurikulum 2013 ini. Beberapa pelatihan yang sudah pernah kami ikuti tidak dapat memberikan jawaban yang tuntas dan memuaskan. Kami merasa seperti orang buta yang dibimbing orang buta. Karena itulah kami ke Universitas Sanata Dharma ini untuk belajar tentang Kurikulum 2013,” demikian disampaikan Dra. Ester Lesmana, Kepala Sekolah SMPK Penabur Gading Serpong dalam pembukaan acara Diskusi Kurikulum 2013, yang dilaksanakan di Ruang Driyarkara, Gedung Pusat Universitas Sanata dharma, 8 Oktober 2013.

            Acara Diskusi Kurikulum 2013 diikuti oleh rombongan guru bahasa Indonesia yang berjumlah 33 guru yang berasal dari 14 SMPK Penabur Jakarta. Acara diskusi itu diawali dengan sambutan Dekan Fakultas Sastra, Dr. F. X. Siswadi, M.A. Acara “Diskusi Kurikulum 2013” itu menghadirkan dua narasumber, yaitu Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum dan Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. 

 

Kurikulum Berbasis Teks

            Dalam makalahnya berjudul “Implementasi Pengajaran Teks atau Wacana dalam Kurikulum 2013”, Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum menegaskan bahwa salah satu cirri penting Kurikulum 2013 adalah pengajaran berbasis teks. Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting dan dipandang sebagai penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

            “Jika dalam kurikulum lama bahasa didefinisikan sebagai alat komunikasi, kini bahasa dipandang sebagai wacana, yaitu teks dan konteks. Teks dan konteks saling berkaitan membentuk jaringan yang disebut bahasa. Jika mengkaji bahsa, peneliti bertitik tolak dari teks menuju konteks, tetapi jika belajar behasa, pelajar bergerak dari konteks menuju penyusunan teks,” demikian penjelasan Prof. Praptomo. Praptomo menjelaskan struktur generic teks-teks yang diajarkan di SMP, yang mencakup laporan hasil observasi, tanggapan deskripsi, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek.

 

Mencari Peluang Mengajarkan Puisi

            Sementara itu, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum dalam paparannya berjudul “Aplikasi Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Teks Sastra untuk SMP Menurut Kurikulum 2013: Mencari Peluang Pengajaran Puisi” mengungkapkan bahwa porsi sastra dalam Kurikulum 2013 untuk SMP/MTs sangat terbatas. “Dari 14 jenis teks yang ditemukan dalam Kompetensi Dasar (KD), hanya ada 3 teks sastra (23%) dan 14 teks nonsastra (77%). Tidak ada teks puisi dan teks naratif. Pengajaran penulisan puisi tidak mendapat tempat dalam Kurikulum 2013” papar Yoseph Yapi Taum.

            Sekalipun demikian, menurut Yapi, ada celah atau peluang untuk mengajarkan puisi dengan pendekatan scientific melalui genre teks yang disesuaikan. “Melalui tahapan-tahapan scientific seperti: membangun konteks, pemodelan teks, penyusunan teks bersama, dan penyusunan teks mandiri, penyuntingan, sampai publikasi, pengajaran penulisan puisi akan mencapai hasil yang gemilang” tegas Yapi.  

            Acara diskusi itu itu diselingi pula oleh pembacaan puisi “Sajak Burung-burung Kondor” oleh WS Rendra oleh Brigita Dina.Anggraeni, mahasiwa Prodi Sastra Indonesia. Diskusi berlangsung dengan penuh semangat dan  antusias. Sebelum kegiatan berakhir, Pak Anwar, salah satu anggota rombongan guru SMPK Penabur yang paling banyak bertanya, menyampaikan apresiasinya pada kegiatan ini karena menjadi lebih  memahami Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia. “Terima kasih karena Prof. Praptomo dan Pak Yapi telah menjadi alat pemuas yang baik,” guraunya disambut gelak tawa rekan-rekan gurunya. (MGST)

 

 kembali