Berita

Bengkel Sastra Luncurkan "Surga Terancam"

08-04-2013 01:20:09 WIB 

Komunitas Bengkel Sastra, Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra USD baru saja meluncurkan kumpulan cerita pendek berjudul “Surga Terancam”, pada Selasa malam (26/03/2013) di Student Hall, Kampus I USD Mrican. Selain dihadiri para dosen dan mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, peluncuran antologi tersebut juga disaksikan mahasiswa berbagai prodi lain di USD, awak Pers Mahasiswa USD “Natas”, bahkan para peminat sastra dari luar USD. 

“Surga Terancam” merupakan kumpulan cerpen karya mahasiswa Sastra Indonesia yang tergabung dalam Komunitas Bengkel Sastra. “Tujuannya untuk menunjukkan komitmen Bengkel Sastra dalam memberikan wadah kreativitas bagi para mahasiswa Prodi Sastra Indonesia, terutama dalam bidang penulisan kreatif,” kata Antonius Hendriyanto, Ketua Komunitas Bengkel Sastra, yang akrab dipanggil Anton itu.

Antologi memuat 13 judul cerpen buah karya tujuh mahasiswa Prodi Sastra Indonesia dari beberapa angkatan. Mereka adalah Aloysius ‘Parji’ (angkatan 2006), Antonius Hendriyanto, Diana Mariska Y.J., Radhitya Indra Arhadi, dan Lusia Diska Disti (angkatan 2010), Wendy Nugroho (angkatan 2011), serta Carlos V. Homba (angkatan 2012). Judul “Surga Terancam” diambul dari judul cerpen yang ditulis Carlos V. Homba.

“Antologi ini berisi tentang ungkapan yang menyindir kondisi zaman yang penuh dengan kejahatan, korupsi, dan rusaknya tatanan moral. ‘Surga Terancam’ juga merupakan seruan sekaligus peringatan bahwa kebaikan semakin terpingkirkan di zaman ini,” jelas Anton yang selain sebagai Ketua Bengkel Sastra juga menjadi editor antologi tersebut.

Kaprodi Sastra Indonesia Drs. Hery Antono, M.Hum. menyambut gembira terbitnya antologi “Surga Terancam”. “Keberadaan Bengkel Sastra dengan karya-karyanya memang dimaksudkan untuk memacu mahasiswa berkreasi dalam bidang ekspresi sastra. Prodi akan terus memfasilitasi kegiatan-kegiatan mahasiswa yang positif dan kreatif lewat Bengkel Sastra,” paparnya.

Dalam bedah buku yang menjadi inti acara, tampil Drs. B. Rahmanto, M.Hum. yang pokok-pokok gagasannya termuat sebagai pengantar antologi. Pakar sastra kebanggaan USD itu secara rinci mencermati “Surga Terancam” mulai dari judul, ilustrasi sampul, isi secara umum, hingga kaitannya dengan tren penulisan cerpen mutakhir.

Terlepas dari berbagai kelemahan dan kekurangan “Surga Terancam”, B. Rahmanto mengungkapkan apresiasinya atas kreativitas para mahasiswa Sastra Indonesia yang telah menghasilkan kumpulan cerpen tersebut. “Sebagian cerpen telah ditulis dengan cara-cara yang tidak konvensional,” kata dosen yang akrab dipanggil Pak Rah atau Pak B ini.

Tidak terlupa, ia juga berpesan agar para mahasiswa Sastra Indonesia terus belajar menulis cerpen. Sekarang karya sastra yang baik tidak selalu seperti yang dipelajari di bangku perkuliahan. Karya sastra telah berkembang, dan keindahan atau mutu karya sastra tidak selalu patuh pada teori-teori konvensional yang ada. “Belajarlah dengan memperhatikan tren-tren penulisan mutakhir dan eksperimen penokohan maupun plot yang dilakukan para penulis besar, seperti Umar Kayam, Budi Darma, dan Seno Gumira Ajidarma,” demikian nasihat mantan Kaprodi Sastra Indonesia itu sambil menyemangati mahasiswanya.

Acara juga dimeriahkan pembacaan puisi dan tampilan musik oleh Komunitas Bengkel Sastra serta tari “Nunun Dake“ dari Manggarai (Nusa Tenggara Timur) oleh Komuitas Kopi Pait. Sebagai penutup, dilakukan penyerahan antologi secara simbolik berupa poster cover “Surga Terancam” oleh Ketua Bengkel Sastra kepada Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M.Hum. mewakili keluarga besar Prodi Sastra Indonesia. (sind)

 kembali